06 February, 2008

Sulitnya Mengelas Besi Cor

Besi cor sebagai sebuah logam dari kelompok paduan Besi memang termasuk logam yang sangat sulit dilas. Sulit dalam arti bukan tidak terjadi sambungan, akan tetapi lebih pada adanya retakan di sekitar logam las dan logam induk yang dilas. Kendala itu lebih banyak disebabkan oleh karakteristik dari besi cor itu sendiri. Logam-logam paduan besi yang banyak mengandung Karbon (lebih dari 0,3%) relatif lebih sulit dilas.
Secara umum, permasalahan dalam pengelasan besi cor kelabu adalah dijelaskan sebagai berikut :
1. Grafit yang tersebar di berbagai tempat akibat segregasi mungkin saja sebagian dari grafit itu berubah menjadi Sementit sehingga sebagian logam las berubah menjadi besi cor putih yang sangat keras. Perubahan ini dikenal dengan istilah “Efek Cil” dan mungkin saja dapat terjadi di HAZ selain di logam las. Adanya efek cil terjadi akibat “hilangnya” unsur Karbon dan Silikon sehingga kandungan kedua unsur itu menurun. Kemudian kondisinya diperburuk dengan pendinginan yang cepat di kedua daerah itu sehingga menghasilkan besi cor putih dengan ciri adanya struktur mikro Sementit.
2. Ketika terjadi pembekuan, akibat gradien temperatur yang besar menghasilkan regangan dan tegangan termal pada daerah tertentu. Regangan dan tegangan termal ini pada akhirnya dapat memicu pembentukan retak baik di logam las maupun di HAZ.
3. Besi cor memiliki temperatur cair relatif rendah dan perubahan dari fasa padat ke cair dan sebaliknya dapat berlangsung dengan sangat cepat. Akibatnya, gas-gas yang ikut terlarut dalam kubangan logam las tidak memiliki cukup waktu untuk keluar dari daerah itu dan akhirnya terjebak. Dengan demikian kadang-kadang setelah pengelasan, logam las banyak mengandung porositas.
4. Cairan logam besi cor sangat “encer” sehingga mampu alir nya sangat baik. Dengan karakter seperti itu, pengelasan besi cor akan menghasilkan sambungan yang optimal apabila dilakukan dalam posisi mendatar.
5. Adanya lapisan oksida (yaitu Silikon-oksida dan Mangan-oksida) dipermukaan logam yang memiliki titik cair lebih tinggi dari logam induknya. Karenanya, selam pengelasan mungkin saja terjadi fusi yang tidak sempurna antara logam las dan logam induk.

No comments:

google search